Wednesday 3 December 2008

Tips Penulisan Email Marketing

E-mail bukan sekadar alat untuk komunikasi namun adalah sarana yang dapat dipakai untuk melakukan promosi dan penjualan.

E-mail adalah senjata bagi para pemasar online. Mengapa tidak menambahkan strategi pemasaran Anda via e-mail untuk menjangkau banyak orang disamping aktivitas pemasaran offline yang Anda lakukan?. Masalahnya adalah, semakin banyak orang menerima e-mail, semakin sedikit orang menaruh perhatian pada masing-masing isi e-mail tsb. Hal ini nyata seperti yang umumnya para amatiran lakukan dengan sistem “hit and miss” di newsgroup atau di discussion group.

Maka untuk tampil beda, para pemasar online harus berupaya untuk menarik perhatian dari para calon kastemernya. Argumen yang sering mereka katakan adalah:

“Jika saya berteriak lebih keras dan lebih sering, pasti para calon kastemer akan mendengarkan saya.”

Memang, itu benar. Mereka mungkin akan mendengar Anda. Namun, apa reaksi mereka dan tanggapan mereka terhadap banjir e-mail tersebut? Apakah mereka akan senang? Atau sebaliknya mereka akan mengatakan dengan mengirim e-mail balik “Keluarkan aku dari e-mail Anda dan jangan kirimi lagi!”

Lima hal berikut ini adalah kesalahan dari para pemasar amatiran yang mereka gunakan pada e-mail mereka. (Hendaknya bedakan antara e-mail promosi dan email yang berisi newsletter. Kedua hal ini sangatlah berbeda.)

1. E-mail Promosi yang terlalu panjang.
Beberapa e-mail promosi cenderung terlalu panjang sebelum sampai ke tujuannya. Hal ini menyebabkan resipien harus melakukan “scroll down”. Karena itu ingatlah bahwa e-mail Anda bukanlah satu-satunya e-mail yang sampai di inbox mereka, dan kata-kata Anda hendaknya singkat dan “to the point”. Anda tahu hasilnya? Hasilnya sedikit saja yang mengirimkan balasannya kepada Anda.

2. E-mail Promosi yang terlalu Banyak Menuntut.
Hal ini juga sering dilakukan oleh para penulis e-mail, mereka tanpa diminta menawarkan sejumlah item atau produk atau pun jasa dan tidak fokus pada satu inti penawaran dan para resipien disuguhkan banyak pilihan item yang tidak diminta.

3. Terlalu Sering.
Beberapa orang berdalih bahwa kunci untuk pemasaran e-mail yang berhasil adalah frekuensinya. Karena itu mereka mengirimkan email promosi sesering mungkin. Memang, sepertinya demikian. Dalam pemasaran tradisional agar pesan iklan Anda tetap diingat, Anda harus sering menampilkannya sesering mungkin. Dan dalam pemasaran offline, memang begitu seharusnya, namun pemasaran online sama sekali berbeda. Anda bisa bayangkan bahwa masyarakat sudah terlalu sering dibombardir dengan pesan-pesan komersial di TV, Radio, Reklame dan Koran, kemudian Anda membombardir mereka lewat e-mail. Akibatnya Anda akan mendapat reputasi buruk dan mereka akan melewatkan e-mail Anda begitu saja tanpa membacanya dan akan mengabaikannya di kemudian hari sewaktu menerima e-mail Anda pula.

4. E-mail Promosi yang tidak terarah.
Ini juga adalah kesalahan yang sering dilakukan oleh para amatiran, karena e-mail murah, mereka lupa akan perlunya menerapkan strategi segmentasi dan membidik target market yang relevan. Akibatnya adalah calon kastemer Anda sama sekali tidak berminat dengan tawaran Anda, hal ini sama seperti Anda berjualan mesin pemanas di padang gurun dan tidak seorang pun yang berminat akan tawaran Anda, jadi pentingnya Anda melakukan e-mail promosi ke
target market yang tepat.

5. Penulisan E-Mail Promosi yang tidak bagus.
Membaca teks yang ditulis dengan baik sangat menyenangkan dan mudah dibaca. Tulislah dengan jelas, sederhana dan penuh respek. Penulisan e-mail promosi yang buruk adalah rintangan yang besar sehingga para resipien engan untuk menuangkan perhatian mereka pada kiriman e-mail Anda. Maka berikan perhatian lebih pada penulisan e-mail Anda. Pastikan Anda memiliki teknik menulis yang baik, lakukan perenungan dan tidak tergesa-gesa. Inbox adalah tempat yang bersifat pribadi, dan di situlah Anda dapat menjumpai calon kastemer Anda dan berbicara dengannya secara individu. Maka apabila tulisan e-mail promosi Anda tidak mengikuti kaidah di atas maka e-mail Anda tidak akan dibaca. Prinsipnya, adalah jangan terlalu banyak meminta namun lebih banyak membeli. Bidik e-mail Anda dengan hati-hati, buatlah terfokus dan terarah pada satu tujuan. Langsung ke poin yang dibicarakan dan jangan mutar-mutar. Pastikan penulisannya memiliki nilai yang bermutu dan rasio isi e-mail Anda adalah 80% : 20% artinya 80% berisi hal yang berguna dan 20% berisi penawaran Anda. Dengan kata lain, jika Anda menaruh respek akan waktu yang dimiliki oleh pembaca e-mail Anda, maka mereka pun akan berlaku sebaliknya dengan memberikan lebih banyak perhatian.

“Apakah Tulisan Penjualan Anda Terkesan Emosional”

Email penjualan dapat menjadi cara yang dahsyat dalam menyampaikan pesan Anda. Mail box saya terus-menerus terisi dengan “junk mail”, demikian kata banyak orang. Seorang teman memberitahu saya bahwa ratusan pesan email yang tak diundang datang setiap hari. Mengapa begitu banyak pelaku bisnis - baik yang berskala besar maupun kecil - menggunakan email? Sederhana saja. Email dapat langsung ditulis dengan cepat, berhasil dengan baik. Inilah alasannya.
Email adalah bentuk komunikasi yang sangat pribadi. Bahkan ketika Anda mengetahui bahwa surat yang sama dikirimkan ke ribuan orang, email tersebut masih terasa seperti tulisan pribadi dari seorang teman. Orang-orang yang mempunyai kemampuan yang bagus dalam menulis email penjualan mengetahui hal ini dan menggunakannya. Mereka berupaya sebaik mungkin untuk menciptakan suatu ikatan pribadi antara email tersebut dan resipiennya. Email penjualan Anda harus berbicara secara intim dengan pembacanya. Bercakap-cakap secara tidak resmi dengan kalimat-kalimat pendek dan kata-kata sederhana. Buatlah pembaca SEGERA dengan mudah mengerti apa yang Anda tawarkan. Kebanyakan orang hanya akan melihat sepintas selama tiga detik pertama terhadap email Anda sebelum memutuskan untuk membacanya lebih jauh atau menghapusnya. Buatlah tawaran Anda menarik dan tonjolkan di pembuka dengan tepat.

LIMA RUMUS DAHSYAT UNTUK EMAIL PENJUALAN

Salah satu dari hal-hal yang hebat dari surat langsung (direct mail) - biasa maupun elektronik - adalah bahwa Anda mendapatkan respon yang segera dan dapat ditindak lanjuti. Email penjualan yang berhasil, menghasilkan sejumlah pesan balik, telepon langsung, penjualan yang dapat diperhitungkan. Selama bertahun-tahun, para direct marketer telah menetapkan beberapa rumus favorit yang tampaknya berhasil. Berikut ini adalah lima rumus favorit saya.

1. Ceritakan sebuah kisah.
Perhatikan bahwa banyak dari email penjualan yang Anda terima mengikuti metode ini. Sangat sulit menahan diri untuk tidak membaca sebuah kisah orang lain yang khususnya terdengar mirip dengan situasi yang kita alami. Orang-orang menyukai kisah-kisah sukses bahkan gossip seperti acara TV “Eko nge-gosip”. Apalagi kisah tersebut memberi tahu kita caranya memperoleh kesuksesan untuk diri kita sendiri.

2. Surat dari Direktur.
Orang-orang merespek tulisan dari pemimpin perusahaan. Hal ini meminjamkan wewenang kepada pesan tersebut dan membuat pembaca merasa penting. Hal tersebut adalah sebuah cara yang bagus dalam menjual. Rumus ini juga dapat digunakan untuk memberitahu pembaca mengenai informasi di dalamnya.

3. Tawarkan sesuatu yang gratis.
Bisa jadi berupa kunjungan gratis atau diskon dari toko atau kantor Anda. Seorang dokter yang tinggal disamping jalan rumah saya menarik pasiennya dengan mengirimkan ratusan kartu pos yang menawarkan “diskon 10% untuk kunjungan pertama”. Prospek yang tertarik kepada produk atau jasa Anda akan lebih menghargai penawaran selanjutnya. Tawarkan dalam bentuk Special Report, brosur, atau booklet gratis.

4. Ajukan pertanyaan. “Apakah hari-hari Anda begitu menjengkelkan dan membuat frustasi?”
Ini adalah psikologi kuno yang bagus. Pada saat Anda mengajukan pertanyaan, pembaca terdorong untuk menjawab pertanyaan tersebut. Hal ini melibatkan pembaca secara mental ke dalam email penjualan dan penawaran Anda. Beberapa ahli mengatakan untuk mengajukan serangkaian pertanyaan yang menuntun resipien agar-agar masing-masing menjawab “ya”. Kemudian, pertanyaan terakhir yang menyuruh pembaca untuk menjawab “ya” untuk suatu transaksi atau “deal” bisnis.

5. Tunjukkan masalah yang sedang dihadapi oleh prospek.
Hal ini adalah metode promosi klasik. Perhatikan hal ini dalam pemasaran dan iklan dimanapun. Arahkan perhatian para pembaca kepada masalah, kemudian buatlah masalah tersebut tampak buruk. Sewaktu Anda telah menetapkan masalah sebagai rintangan utama dalam kehidupan pembaca, perkenalkan jasa atau produk Anda sebagai solusinya.

TULISLAH SUBJECT EMAIL UNTUK MEREBUT PERHATIAN
Kebanyakan email penjualan dimulai dengan sebuah headline yang langsung mempersembahkan poin utama. Subject bisa ditulis sedemikian rupa agar menggugah secara emosional, Juga selain itu ingat, dalam menyapa tidak cukup sekadar menulis :

Hallo . . . ,
Halo ke siapa? Agar menggigit sebutkan NAMA MEREKA, sebaliknya daripada “Hallo Teman,” atau “Hallo Para Orang Tua,” “Hallo Pencinta Bola Basket,” “Hallo Pemilik Mobil.” kedengarannya TERLALU umum, bukan? Tentu dalam hal ini Anda membutuhkan Sistem yang dapat mempersonalisasi setiap calon pembaca Anda, sebaliknya daripada “Copy & Paste”. Termasuk juga tambahan yang disebut N.B. atau P.S. pada akhir surat Anda. Studi menunjukkan bahwa kebanyakan pembaca langsung melompat ke N.B. sebelum membaca yang lainnya! N.B. harus dengan singkat mengemukakan kembali pokok utama penawaran Anda.

Akhirnya, tekankan manfaat daripada fitur. Bagaimana manfaat jasa atau produk kita meningkatkan kualitas hidup, pekerjaan, atau dompet kastemer. Manfaat dari penawaran Anda mungkin jelas bagi Anda, namun jangan serahkan pada pembaca untuk mencari tahu sendiri, tidak peduli sejelas apa tampaknya pengetahuan mereka terhadap jasa atau produk Anda. Tekankan manfaatnya. Hubungkan mereka pada fitur dari penawaran Anda. Email penjualan dapat menjadi sarana pribadi yang luar biasa untuk memperkenalkan orang-orang kepada produk, jasa, organisasi, atau ide Anda. Dengan menggunakan beberapa ide dan rumus yang telah saya sebutkan di atas, Anda dapat membuat email penjualan yang sangat emosional yang membuahkan hasil.

Sumber : resep.web.id/

Unsur penting sales letter

Dalam penulisan sales letter, perlu tercakup lima unsur penting. Anda mau tahu?

1. Perhatian
Unsur ini biasanya berada di judul dan subjudul. Di situlah, peluang awal kita untuk menarik perhatian pengunjung.

Kemarin kita sudah bahas headline habis-habisan, maka sekarang kita cukup bicarakan subjudul (sub-heading) saja. Ada yang berpendapat subjudul ini tidak harus kita tulis dalam sales letter. Karena fungsi subjudul ini mendukung headline (judul).

Subjudul berfungsi memperdalam perhatian pembaca. Tapi, jika headline yang anda buat sudah jadi magnet yang kuat bagi pengunjung, adanya subjudul hukumnya tidak lagi mutlak.

2. Minat
Untuk menarik minat pengunjung anda harus buat paragraf pembuka. Paragraf ini isinya bertujuan menyelesaikan masalah pengunjung. Apa maksudnya?

Ini berkaitan dengan produk yang anda jual. Misal anda jual obat sakit kepala. Maka dalam paragraph pembuka harus benar-benar anda jelaskan obat yang anda jual bisa menyelesaikan problem sakit kepala. Anda harus tunjukkan kalau obat anda ini yang paling tepat untuk masalah sakit kepala.

3. Hasrat
Selanjutnya anda bisa giring minat pengunjung menjadi niat untuk membeli. Anda bisa buat daftar manfaat atau keunggulan produk anda di bagian ini. Cantumkan manfaat produk yang anda promosikan.

4. Tindakan
Saat pengunjung ingin bertindak membeli, anda harus memberi mereka kemudahan. Jangan sampai pengunjung bingung dimana tempat untuk memesan produk anda itu.

Anda harus buat langkah-langkah pemesanan secara jelas dan ringkas. Contohnya dengan membuat link perintah KLIK DI SINI UNTUK MEMESAN. Sayang sekali bukan jika pengunjung sudah berniat membeli tapi mereka malah ngeloyor meninggalkan situs anda hanya karena kesulitan memesannya.

5. Penutup
Dalam unsur penutup ini anda bisa memberi iming-iming garansi dan bonus. Karena, dengan adanya garansi dan bonus pengunjung akan semakin yakin membeli produk anda.

Sumber : jokosusilo.com

Monday 1 December 2008

What is Copywriter


Copywriter itu apa sih ?

Copywriter adalah seseorang yang menulis Copy.

Apakah Copy itu?
Berbeda dari arti yang biasa kita tahu, Copy itu ga selalu berarti menduplikasi sesuatu. Copy dalam bahasa inggris juga berarti juga hal-hal yg ditulis oleh jurnalis, novelis dan para penulis lainnya. Copy juga berati kata-kata yang kita temukan dalam iklan. Secara umum Copy berarti tulisan-tulisan kali yee. Macemnya bisa banyak bisa ada di iklan cetak, dialog di iklan TV, di brosur, leaflet, website, buku, spanduk. Pokoknya banyak. Tapi Copy rasanya lebih deket ke dunia promosi daripada tulisan di koran atau di buku kayaknya.


Copywriter bekerja dimana?
Copywriter bisa kerja dimana aja di bidang kerja yang butuh copy. Graphic House misalnya yang nerima bikin Company Profile, atau Brochure atau apa gitu yang butuh copy pasti butuh Copywriter. Web Design company juga butuh buat ngisi content dari websitenya. Advertising Agency terutama adalah tempat paling common dimana seorang Copywriter bermukim sih sebenernya. Dalam sebuah Advertising Agency seorang Copywriter adalah bagian dari Divisi Kreatif agency itu dimana biasanya terbagi dari tim-tim lagi, yang mana tim tersebut biasanya terdiri dari seorang Copywriter dan seorang Art Director.

Apa yang dikerjakan Copywriter?
Pada intinya tentu menulis Copy yang dibutuhkan materi yang bakal diproduksi. Tapi agak lain untuk Copywriter yang bekerja di Advertising Agency. Copywriter yang bekerja di Advertising Agency bukan saja sekedar harus bisa menulis Copy, tapi juga perlu bisa melakukan hal-hal yang lain.

Pertama sebagai bagian dari tim kreatif, dia bersama partnernya sang Art Director harus sama-sama bisa MENTERJEMAHKAN brief dari bagian Account Service yang isinya biasanya informasi tentang produk atau jasa yang hendak diiklankan, strategi dan jalan yang hendak ditempuh dan pesan yang hendak disampaikan pada publik.

Tentu aja brief yg lengkap mencantumkan segala INFORMASI ttg produk/jasa tersebut, seperti PUBLIK SEPERTI APA yang hendak dicapai, KARAKTER seperti apa yang ingin terlihat dari produk/jasa itu, apa yang dilakukan oleh KOMPETITOR dalam bidang yang sama dan apa yang telah dilakukan juga oleh si produk/jasa itu selama ini dll lagi.

Jadi bersama partnernya, sang Art Director, Copywriter perlu duduk bareng, melakukan brainstorming mengenai apa yang bisa mereka lakukan untuk produk/jasa tadi. Menentukan secara strategis pesan seperti apa yang efektif untuk meraih target publik yang diinginkan, dampak apa yang diinginkan terjadi, menemukan IDE BESAR apa yang hendak dikemukakan dalam iklan tersebut, gimana gayanya, tone and manner-nya sampai akhirnya biasanya terbuatlah beberapa alternatif yang bisa ditunjukkan pada klien.

Klien kemudian memilih dari alternatif tersebut untuk diproduksi lalu sang Copywriter dan Art Director memastikan dengan segala cara agar alternatif yang sudah dipilih itu bisa sampai ke targetnya, apakah itu media cetak, televis, radio hingga media2x below the line seperti billboard, spanduk, poster, dll.

Tentu aja dalam seluruh proses itu ga cuma berdua Copywriter dan Art Director, tapi juga biasanya di supervise oleh tim leadernya yang mungkin seorang Creative Group Head, Associate Creative Director atau Creative Director. Dan jangan lupain juga temen-temen dari Divisi Account Service, biasanya ada Account Executive, Account Manager dan Account Director. Intinya hasil akhir iklan yang muncul adalah hasil kerja tim account itu biasanya.

Apa yang menjadi tanggung jawab seorang Copywriter?
Bersama partnernya, Art Director, tentu aja nemuin ide iklannya, mau ngomong apa, pesannya ttg apa. Untuk Iklan Cetak biasanya sama2x diskusi nentuin gambarnya seperti apa dan tulisannya apa. Tulisan di iklan cetak ini yang umum ada tulisan besarnya atau Headline dan tulisan lainnya yang biasanya disebut Body Copy. Copywriter lah yang tanggung jawab nulis ini.

Untuk iklan TV biasanya diskusi nentuin ceritanya gimana, lalu Copywriter bisa nulis beberapa Storyline dari hasil diskusi itu yang kemudian dijadikan Storyboard untuk dipresentasiin ke klien. Dialog dalam iklan TV ini tanggung jawab si Copywriter juga. Trus untuk hal-hal lain seperti tagline atau semboyan dari produk/jasa itu juga Copywriter yang harusnya lebih banyak berperan walau tidak menutup kemungkinan siapa saja bisa menyumbang ide.

Kalau agency-nya dilibatkan dari awal, seringkali Copywriter juga dituntut memberikan nama buat produk/jasanya yang pas dengan target yang dituju dan karakter yang diinginkan. Untuk Iklan Radio udah jelas skripnya Copywriter juga yang buat dan biasanya sekalian supervise juga produksinya yang berarti juga memilih pengisi suara (voice talent) yang cocok dengan skripnya.

Untuk iklan TV bersama Art Director dan seluruh team biasanya terlibat pada setiap proses, dari pemilihan rumah produksi, sutradara, model/talent iklannya, wardrobe, sampe shootingnya biasanya ikut supervise juga, dan proses pasca produksinya juga. Editing, offline dan online. Untuk Copywriter entah kenapa seringkali ditanggungjawabi juga untuk masalah musik dari iklan TV itu kalo pake. Atau untuk buat jingle juga masih dalam lingkup tanggungjawabnya. Untuk beberapa kasus bahkan buat syair lagunya juga sekalian.

Siapa aja yang bisa jadi Copywriter?
Siapa aja dengan jiwa sedikit ngaco :), punya wawasan luas, kreatif buat making up ide-ide baru dan bisa nulis kayaknya sih bisa. Apalagi kalo suka baca, suka musik dan suka film karena hal-hal tersebut suka nyambung satu sama lain. Kalo kamu suka merhatiin iklan tentu aja ngebantu banget.

Dan, gue sih curiganya, walo gue ga pasti :) kamu juga harus punya selera yang bagus :). Dan yang udah pasti lagi kamu harus bisa kerja sama dengan anggota tim kamu dan bisa berkomunikasi lancar, gimanapun juga kalo kamu jadi seorang Copywriter kamu kan berarti berada di industri komunikasi.

Kalo ada temen kamu yang kayaknya suka sama kalimat-kalimat kamu udah ada tanda2x tuh berarti! :) Berarti minimal kamu bisa menkomposisikan rangkaian kata yang menggerakkan orang yang bacanya. Oya, akan sangat ngebantu banget lagi kalo kamu suka kata-kata tentunya.

Apa yang dibutuhkan buat jadi Copywriter?
Kayaknya sih seorang Copywriter butuh a little bit of everything. Kamu perlu ngerti dasar-dasar pemasaran, strategic thinking juga, kamu mungkin punya jiwa seniman juga sedikit tapi kamu perlu bisa berpikir secara terstruktur juga buat melalui proses pencarian ide, nentuin konsep.

Kamu juga perlu percaya diri banyak2x hehehe.. buat ngomongin ide kamu tanpa takut disebut garing misalnya, buat ngomong jelek kalo emang jelek dan bagus kalo emang bagus, buat ngomong suka kalo emang suka dan ngomong ya lumayaannn lah kalo emang ga suka. :) Kamu juga butuh kemampuan bahasa asing juga. Intinya yang udah pasti kamu perlu kreatif, kamu perlu bisa nulis, kamu ga keberatan kerja jadi ujung tombak kapitalisme ;) dan kamu juga berani bikin sesuatu yang baru. Ini semua kayaknya kali yeeeee... :D

Gimana cara jadi Copywriter?
Buat saat ini blom ada sekolah khususnya yang lumayan ternama. Kecuali di luar negri kali ye dimana advertising udah jadi industri gede sendiri. Kalo kamu sarjana komunikasi kamu punya modal tuh, kalo kamu lulusan sastra juga. Tapi terus terang tiap orang ga peduli latar belakang pendidikannya, kalo emang suka, bisa, mampu dan good at it udah pasti bisa coba, yang perlu dilakukan tentu tinggal ngeyakinin orang yg bakal ngehire kamu aja jadi Copywriter. Caranya gimana? Ngelamar ke Advertising Agency yang butuh Copywriter, dan yakinin bahwa emang kamu punya semua kualitas itu. Itu yang gue kerjain dulu pas ngelamar.. hehe.. jujurnya sih nembak, kebeneran yg dicari emang ga perlu pake pengalaman tapi perlu bisa belajar cepet. Wohohohooo tentu aja cepet gue sih kalo belajar hal yang baru.

Cari iklan lowongan kerja buat Copywriter di atau di majalah satu2xnya tentang dunia periklanan atau di tabloid Marketing suka ada juga atau juga ikutan milisnya orang2x iklan ttg iklan di

Bagaimana masa depan profesi Copywriter?
Bagus sih kayaknya :) Ini karena menurut gue ga ada sekolah formalnya jadi Copywriter termasuk mahluk langka yang banyak dicari. Ke depan, kalo ekonominya makin bagus tentu makin banyak barang yang mau dijual ke segini banyak orang di negri ini, makin banyak butuh Copywriter dan saat ini ga ada banyak. Beda dengan Art Director yang dasarnya Desain Visual Komunikasi yang udah ada sekolah ternamanya, jadi Copywriter masih ga ada sekolah khususnya dan mungkin ga perlu? Ga tau juga.

Jenjang karirnya biasanya dari seorang Copywriter dia bisa jadi Senior Copywriter, lalu mungkin bisa jadi punya jabatan manajerial, team leader kayak Creative Group Head atau Associate Creative Director yang membawahi beberapa team yang terdiri dari masing-masing Copywriter dan Art Director.

Dan tentu aja bisa juga jadi Creative Director di agency itu atau mungkin bahkan bisa melarikan diri dari bidang kreatif dan jadi kepala agency itu. Bisa juga. Tentu aja jadi jalur karir lain, yaitu pindah ke sisi klien, sebagai orang yg punya pengalaman agency dan ngerti marketing serta industrinya tentu dibutuhin juga ama klien2xnya. Intinya, seorang Copywriter masa depannya bagus juga sih kayaknya :)

Enak ga sih jadi Copywriter?
Hakhakhak.. lumayanlahhh. Kata gue sih enak. Dimana lagi dan kapan lagi kamu dibayar buat duduk-duduk ngekhayal-khayal. mencetuskan ide-ide yang ga mungkin di kehidupan nyata, dan setelah waktu yang ga berapa lama (kadang2x lama juga lo, lama banget) ide kamu itu bisa diliat orang banyak, dan kamu bisa bilang, eh itu gue lo yg bikin.. hehehekk..

Dan kalo kamu very good at it, kamu bisa juga menang awards buat iklan2x yang kamu buat. Tapi intinya cocok2xan juga sih. Kalo kamu suka suasana yang bebas, terbuka, cuek, lingkungan kreatiflah pokoknya dan kamu ga suka kerjaan rutin yang terus2xan sama, kalo kamu suka belajar hal yang baru terus, kalo kamu gampang bosen, the chance is, kamu bakal cocok kerja di bidang kreatif, dan kalo kamu suka nulis, tambah cocok deh kamu jadi seorang Copywriter.

Siapa Copywriter Indonesia pertama yang tercatat sejarah?
Copywriter pertama Indonesia yang tercatat adalah Tirtoadisoeryo alias Mingke, tokoh di Tetraloginya ~Pramoedya Ananta Toer . Periode hidupnya dimana dia nulis "adpertensi" di koran-koran adalah di buku yang ketiga, "Jejak Langkah".

Copywriter bahasa Indonesianya apa ya?
Media dan banyak orang nerjemahinnya jadi penulis naskah. Terus terang terjemahan ini meleset karena nyempitin artinya, walo mungkin bener sih secara literal. Penulis Copy harusnya kali ya, tapi Copy bahasa Indonesianya apa? hehe.. ga tau deh. Kalo tanya gue mending keep Copywriter aja jangan diterjemahin.

Film tentang Copywriter atau Advertising Agency ada ga?
Ada. Yang paling baru dan lumayanlah walau ga mencerminkan agency banget tuh judulnya What Women Want keluaran tahun 2000 yang maen Mel Gibson, sama tonton juga tahun 2001 Sweet November yang dibintangin sama Keanu Reeves.

Sumber : enda-aseli.tripod.com

Wednesday 26 November 2008

Rahasia Arikel Populer

1. Artikel HOW TO: Tulisan tentang how-to, kiat, tips dan tutorial mengenai topik tertentu adalah salah satu contoh yang paling rajin disambangi pembaca. Idenya bisa Anda gali dari mana saja, baik itu dari forum-forum diskusi, blogwalking ataupun dari pengalaman Anda sendiri.

2. Posting Berupa Daftar: Bikinlah daftar mengenai hal-hal yang ringan dan mudah dicerna. Rancanglah out-line-nya dengan baik sehingga Anda juga nyaman saat menuliskannya.

3. Tulis tentang Kampanye: Menulis tentang kampanye-kampanye tertentu, misalkan kampanye-kampanye global, hari peringatan, dan lain sebagainya. Biasanya posting tentang ini akan menarik perhatian komunitas yang bergelut di bidang ini.

4. Wawancara: Jika Anda benar-benar buntu, dan anda punya akses ke sejumlah orang tokoh atau selebritas, ajak mereka chatting, telepon dan wawancarai mereka. Beberapa orang melakukan hal itu secara natural. Kunci untuk wawancara yang baik adalah menanyakan apa yang ingin diketahui oleh pembaca blog Anda. Berikut beberapa langkah dalam menyiapkan sebuah wawancara yang hebat: (1) Lakukan riset; (2) Siapkan pertanyaan sebelumnya, jangan menanyakan hal-hal yang teringat saja; (3) Kirimkan pertanyaan Anda sebelumnya; (4) Materi wawancara adalah tentang diri orang yang akan diwawancarai, bukan tentang Anda; (5) Tanyakan pertanyaan-pertanyaan terbuka, bukan yang sekadar butuh jawaban ya/tidak; (6) Cobalah bernteraksi, jangan hanya melancarkan pertanyaan, buat percakapan yang mengalir; (7) Berterima kasihlah pada orang yang anda wawancaraiuntuk waktunya dan tanyakan apakah ada yang ingin dia sampaikan atau ingin dia tambahkan.

5. Review: Tulisan review sangat menarik sepanjang produk atau jasa yang akan Anda review itu ingin diketahui oleh orang banyak. Tulislah review dengan tepat dan bukan menulis surat penjualan. Pilih kriteria yang benar-benar bekerja.

6. Studi Kasus: Jika Anda dapat menulis sesuatu dari pengalaman dunia nyata — apalagi dari pengalaman Anda sendiri, studi-studi kasus akan menjadi sangat berguna. Informasi yang sama dapat dibuat dalam bentuk how to (kiat-kiat). Misalnya, Anda bisa menuliskan pengalaman Anda tentang “Bagaimana mendapatkan 100 dolar pertama dari blog”.

7. Hasil Riset: Riset adalah cara yang efektif dalam mendapatkan sumber penulisan. Gunakan polling terbuka dan software survei, ajukan beberapa pertanyaan yang ingin Ada ketahui jawabannya. Ketika Anda sudah memiliki beberapa tanggapan, analisa hasilnya.

8. Tren: Amati tren yang terjadi di nicheAnda, dan pastikan Anda menulis dan mendokumentasikannya dengan baik. Jika niche blog Anda tentang software, saya kira hampir setiap baru ada peluncuran software baru yang menarik ditulis dan layak disuguhkan untuk pembaca blog Anda.

9. Provokatif: Jika Anda punya ide dan bahan-bahan yang memadai, artikel-artikel yang provokatif dan kontroversial terkadang cukup ampuh dalam mengundang arus kunjungan (traffic). Tapi ingat, jangan menawarkan sensasi murahan (karena tanpa ada data atau argumen yang kuat) karena itu hanya akan mengorbankan reputasi Anda.

10. Tanyai Pembaca: Umpan balik dari pembaca adalah sumber inspirasi yang tak habis-habisnya. Jadi tanyai mereka dan dorong mereka untuk menanggapi. Orang senang untuk berbicara tentang diri mereka, oleh karena itu berilah mereka kesempatan.

Sumber : berbagai sumber

Tuesday 25 November 2008

Merumuskan dan Mengembangkan Ide dengan Teknik “Clustering”


“Bagian paling sulit dalam menulis adalah mengetahui apa yang ingin Anda tulis: apa tema sesungguhnya dan bagaimana memulainya,” ujar Joyce Wycoff dalam karyanya Menjadi Superkreatif Melalui Metode Pemetaan-Pikiran. Ada kemungkinan Anda, seakan-akan, sudah punya ide di benak Anda. Namun, seperti apa ide Anda itu?

Apabila ide di dalam benak Anda itu tidak dapat Anda rumuskan dan kemudian Anda “lihat” (baca), ada kemungkinan ide Anda itu sebenarnya tidak ada. Apabila ide Anda itu tidak ada, tentulah Anda akan susah mendeskripsikan atau menjabarkannya secara detail. Nah, persoalan akan tambah pelik jika Anda harus mengembangkan ide tersebut menjadi sebuah makalah atau buku.

Kaitan Ide dan Bahasa
Pertama-tama, yang harus Anda sadari ketika Anda ingin merumuskan dan mengembangkan ide adalah mendeteksi terlebih dahulu apakah di dalam diri Anda sudah tersedia kosakata yang kaya dan beragam atau belum. Sebab kemacetan dalam menulis biasanya terletak dalam konteks ketersediaan kata-kata di dalam diri Anda. Mungkin di dalam diri Anda sudah tersedia banyak sekali ide yang siap Anda keluarkan. Namun, jika Anda “miskin bahasa”, bisa jadi ide yang banyak itu tidak akan dapat Anda rumuskan dengan sangat jelas. Apalagi jika ide Anda itu merupakan ide yang cemerlang. Untuk merumuskan dan mengembangkan ide yang cemerlang, Anda memerlukan bahasa yang “cemerlang” (berkualitas) pula.

Anda tetap bisa menulis dan mengembangkan ide Anda tanpa mendeteksi lebih dahulu apakah Anda memiliki kekayaan kosakata atau tidak. Hanya, sepengetahuan saya, jika demikian yang terjadi, Anda saya pastikan akan mengalami kesulitan dalam menjalankan kegiatan menulis. Bahkan, yang lebih parah, Anda akan merasakan bahwa menulis itu ternyata sebuah siksaan. Anda tersendat-sendat dalam menulis. Anda bingung kenapa ide yang ada di dalam benak Anda berbeda dengan ide yang Anda rumuskan secara tertulis. Dan Anda sempat mengalami frustrasi hebat karena Anda sudah memperbaiki tulisan Anda berkali-kali, tetapi Anda tetap tidak percaya diri dengan tulisan yang sudah Anda koreksi dan perbaiki berkali-kali itu.

Bagaimana agar diri kita memiliki banyak kata-kata? Jawabannya: membaca! Bagaimana agar diri kita memiliki banyak kata-kata yang berkualitas (cemerlang)? Jawabannya: membacalah banyak buku yang bahasanya benar-benar berkualitas (cemerlang). Ide yang cemerlang hanya akan dapat ditampakkan jika berhasil dirumuskan (dibahasakan) lewat kata-kata yang cemerlang. Bagaimana menemukan buku-buku yang memiliki bahasa yang cemerlang? Cobalah Anda ambil sebuah buku dan bacalah sehalaman buku itu dengan bersuara. Rasakanlah!

Tentang Menulis Bebas
Menulis bebas (free writing) adalah menulis sesuai dengan kehendak atau keinginan si penulis. Menulis bebas menjadikan si penulis-bebas sebagai tuan atau majikan atas apa yang ingin ditulisnya. Tujuan menulis bebas adalah untuk mengeluarkan semua bahan tulisan awal yang diduga tersimpan di dalam diri si penulis. Menulis bebas adalah menulis secara sangat subjektif. Menulis bebas, bisa dikatakan juga, sebagai kegiatan menulis yang tidak mengindahkan aturan—khususnya aturan berbahasa. Dapat dikatakan juga bahwa menulis bebas sama dengan “membuang”—membuang segala apa yang ada di dalam diri ke selembar kertas atau layar monitor komputer. (Lihat film Finding Forrester).

Kegiatan menulis bebas ini harus bebas sama sekali dari kegiatan mengoreksi. Dalam bahasa lain, menulis bebas adalah menulis yang dibiarkan mengalir begitu saja tanpa hambatan (sekali lagi, tanpa ada kegiatan mengoreksi). Seperti jalan tol yang bebas hambatan, menulis bebas bagaikan mengendarai mobil secara sangat kencang tanpa ada yang menghambat di jalan raya. Kita bahkan bisa ngebut karena kita memang harus menguras semua yang ada di dalam diri kita agar keluar semua secara sangat cepat dan tampak dalam bentuk tulisan. Oleh karena itu, ada yang menyamakan free writing dengan fast writing.

Merujuk ke temuan Roger Sperry, menulis bebas adalah menulis dengan memfungsikan otak kanan dan “mematikan” terlebih dahulu otak kiri. Manfaat menulis bebas adalah untuk “melihat” (membaca) apakah bahan-bahan mentah tulisan itu memang ada di dalam diri kita atau tidak? Apabila, bahan-bahan mentah tulisan itu dapat kita keluarkan semua, tentulah kita lantas dapat leluasa memilih mana yang bisa dikembangkan dan mana yang harus dibuang. Menulis bebas membantu diri kita untuk fokus dan melakukan pengelompokan bahan mentah tulisan yang ingin kita kembangkan.

Ihwal ”Penggambaran” Ide dengan Teknik “Clustering”
“Clustering” berarti kegiatan mengelompokkan sesuatu. Teknik “clustering” adalah teknik menulis dengan cara mengelompok-kelompokkan ide dengan bantuan gambar. Teknik ini dikembangkan oleh Dr. Rico dengan berpijak pada teknik “mind mapping” (pemetaan pikiran) yang ditemukan oleh Tony Buzan. Cara mengoperasikan teknik ini berlandaskan temuan Roger Sperry yang menunjukkan kepada kita bahwa ada dua belahan otak di kepala kita yang masing-masing belahan tersebut berfungsi secara sangat berbeda. Kedua belahan itu disebut belahan otak kiri (left hemisphere)—yang suka ketertiban dan bersimbolkan teks—dan belahan otak kanan (right hemisphere)—yang suka kebebasan dan bersimbolkan gambar.

Menurut Joyce Wycoff, ”Pemetaan pikiran adalah alat pembuka pikiran yang ajaib.” Kenapa ajaib? Karena pada saat Anda membuat “peta pikiran” dan membiarkan gagasan dan pemikiran Anda menyebar ke seluruh halaman, Anda akan berteriak, “Nah, ini dia!” Pemetaan-pikiran akan membantu Anda menemukan pikiran Anda. Pikiran Anda adalah alam semesta: alam semesta diri Anda (mikrokosmos). Menjelajahinya akan sangat menyenangkan dan menggembirakan, seperti layaknya mejelajahi dunia di sekeliling Anda.

Jika Anda kerap berlatih menulis dengan memanfaatkan teknik “clustering” ini, kata Dr. Rico, Anda akan terampil dalam mengembangkan ide-ide Anda. Anda juga akan dimudahkan dalam merumuskan ide-ide Anda tersebut. Hal ini dikarenakan, teknik “clustering” mengajak Anda untuk memulai dari kelompok kecil, seperti laiknya Anda bermain puzzle. Anda diminta untuk membuat dan melihat kepingan-kepingan puzzle (kelompok kecil) ide terlebih dahulu, baru kemudian setelah kepingan itu terkumpul banyak, Anda mulai mengait-kaitkannya. Sementara, gambaran besar dari ide Anda itu sudah Anda lihat dan pelajari secara saksama dan detail.
Menulis dengan teknik “clustering” bisa berarti menulis bebas tetapi menggunakan gambar (“peta” yang sesungguhnya, yaitu peta visual)

Oleh: Hernowo
Sumber : mizan.com